Kemampuan pedagogik seorang guru perlu diasah. Terdapat berbagai teori yang berhubungan dengan kemampuan pedagogik. Ini biasanya diujikan saat tes PNS, P3K, ataupun pretest PPG guru. Berikut adalah salah satu teori tentang tahapan moral
Tahapan Moral Kohlberg
Tahapan Moral Kohlberg adalah teori tentang bagaimana manusia berkembang dalam hal pemikiran moral. Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg, seorang psikolog Amerika, dan berdasarkan studinya pada anak-anak dan remaja yang diwawancarai tentang permasalahan moral. Berikut adalah tahapan moral Kohlberg:
Tahap Pra-moral: Pada tahap ini, anak-anak tidak memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang benar dan salah. Mereka mematuhi aturan hanya jika mereka takut dihukum atau diharapkan untuk mematuhi aturan oleh orang dewasa.
Tahap Moralitas Otoriter: Pada tahap ini, seseorang mulai memahami adanya aturan dan peraturan. Mereka melihat otoritas (misalnya, orang tua, guru, atau polisi) sebagai sumber kebenaran dan mengikuti aturan karena takut dihukum.
Tahap Moralitas Timbal Balik: Pada tahap ini, seseorang mulai memahami bahwa peraturan dan aturan dibuat untuk menjaga kepentingan bersama dan tidak boleh dilanggar tanpa alasan yang baik. Mereka menganggap penting untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain dan menyelesaikan masalah dengan cara yang damai.
Tahap Moralitas Hukum dan Ketertiban: Pada tahap ini, seseorang memahami bahwa hukum dan peraturan penting untuk menjaga keadilan dan konsistensi. Mereka menghormati hukum dan aturan karena mereka tahu bahwa aturan itu adil dan diterapkan secara konsisten.
Tahap Moralitas Kontrak Sosial: Pada tahap ini, seseorang memahami bahwa peraturan dan aturan dapat direvisi atau diubah jika mereka tidak bekerja dengan baik untuk kepentingan bersama. Mereka melihat pentingnya menghormati hak asasi manusia dan prinsip-prinsip moral universal.
Tahap Moralitas Universal Etis: Pada tahap ini, seseorang memiliki pandangan moral yang diperoleh dari prinsip-prinsip moral yang universal dan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Mereka menganggap bahwa semua manusia harus diperlakukan sama, dan menghargai prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi daripada hukum dan aturan yang dibuat oleh manusia.
Tahapan perkembangan moral Kohlberg terdiri dari tiga tingkatan, yaitu pra-konvensional, konvensional, dan pascakonvensional, dengan masing-masing tingkatan memiliki dua tahap. Berikut adalah penjelasan tentang setiap tahap:
Pra-konvensional
Tahap pertama dari perkembangan moral Kohlberg adalah pra-konvensional. Pada tahap ini, individu memandang moralitas dari sudut pandang diri sendiri dan cenderung mengikuti aturan hanya untuk menghindari hukuman atau mendapatkan hadiah.
Tahap 1: Orientasi hukuman dan ketakutan
Pada tahap ini, individu hanya mempertimbangkan hukuman dan menghindarinya. Mereka cenderung menaati aturan hanya untuk menghindari hukuman fisik.
Tahap 2: Orientasi manfaat dan imbalan
Pada tahap ini, individu mempertimbangkan manfaat yang akan mereka terima dari tindakan mereka. Mereka akan menaati aturan jika dapat memperoleh imbalan atau manfaat darinya.
Konvensional
Tahap kedua dari perkembangan moral Kohlberg adalah konvensional. Pada tahap ini, individu mulai mempertimbangkan pandangan sosial dan norma yang ada dalam masyarakat.
Tahap 3: Orientasi hubungan sosial dan persetujuan
Pada tahap ini, individu mulai mempertimbangkan apa yang disetujui oleh masyarakat dan mencoba memenuhi ekspektasi orang lain. Mereka akan menaati aturan karena ingin dipandang baik oleh orang lain.
Tahap 4: Orientasi hukum dan ketertiban
Pada tahap ini, individu melihat pentingnya menjaga ketertiban sosial dan menghormati hukum dan aturan. Mereka akan menaati aturan karena merasa hal itu membantu menjaga stabilitas sosial.
Pascakonvensional
Tahap ketiga dari perkembangan moral Kohlberg adalah pascakonvensional. Pada tahap ini, individu mulai mempertimbangkan nilai moral yang lebih tinggi dan mempertanyakan nilai-nilai yang dianggap benar oleh masyarakat.
Tahap 5: Orientasi kontrak sosial
Pada tahap ini, individu mempertimbangkan bahwa aturan dan hukum harus dipertimbangkan secara kritis dan direvisi jika perlu untuk kepentingan bersama. Mereka menganggap penting untuk menghormati hak asasi manusia dan prinsip-prinsip moral universal.
Tahap 6: Orientasi etika universal
Pada tahap ini, individu memiliki pandangan moral yang diperoleh dari prinsip-prinsip moral yang universal dan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Mereka menghargai prinsip-prinsip moral yang lebih tinggi daripada hukum dan aturan yang dibuat oleh manusia, dan percaya bahwa semua manusia harus diperlakukan sama.